Difference between revisions of "GABER: Pendahuluan"

From PKC
Jump to navigation Jump to search
imported>Yohannespkc1
imported>Yohannespkc1
 
(2 intermediate revisions by the same user not shown)
Line 5: Line 5:
Matematika selama ini telah menjadi mata pelajaran yang '''ditakuti''' banyak siswa. Siswa kesulitan ketika mengerjakan soal-soal matematika karena lemahnya kemampuan konsep matematika mereka. Untuk itu diperlukan suatu cara agar siswa '''tertarik''' dengan matematika dan dapat belajar matematika dengan mudah.  
Matematika selama ini telah menjadi mata pelajaran yang '''ditakuti''' banyak siswa. Siswa kesulitan ketika mengerjakan soal-soal matematika karena lemahnya kemampuan konsep matematika mereka. Untuk itu diperlukan suatu cara agar siswa '''tertarik''' dengan matematika dan dapat belajar matematika dengan mudah.  


Oleh karena itu Prof.Yohanes Surya, Ph.D di STKIP Surya mengembangkan metode pembelajaran matematika yang dinamakan metode '''GASING''' (GAmpang, aSyIk, MenyenaNGkan). Pembelajaran Matematika Gasing dibuat secara bertahap, bertingkat dan berlanjut,  dari konsep yang termudah hingga tersulit. Dengan cara ini  siswa lebih  mudah memahami matematika dan menemukan sendiri “AHA”-nya. Lewat metode Gasing ini diharapkan jutaan anak-anak Indonesia menjadi pandai berhitung dan tidak lagi takut dengan matematika.
Oleh karena itu Prof.Yohanes Surya, Ph.D mengembangkan metode pembelajaran matematika yang dinamakan metode '''GASING''' (GAmpang, aSyIk, MenyenaNGkan). Pembelajaran Matematika Gasing dibuat secara bertahap, bertingkat dan berlanjut,  dari konsep yang termudah hingga tersulit. Dengan cara ini  siswa lebih  mudah memahami matematika dan menemukan sendiri “AHA”-nya. Lewat metode Gasing ini diharapkan jutaan anak-anak Indonesia menjadi pandai berhitung dan tidak lagi takut dengan matematika.


Modul pembelajaran GASING ini  disusun untuk memberi bimbingan pada orangtua atau pendidik bagaimana mengajar berhitung GASING yang meliputi materi BAKAL KUBAGI (penjumlahan atau penamBAhan, perKALian, pengurangan atau KUrang dan pemBAGIan) dan materi PEDE (PEcahan dan DEsimal). Seorang yang mampu menguasai BAKAL KUBAGI PEDE akan mampu belajar matematika dengan sangat mudah.   
Modul pembelajaran GASING ini  disusun untuk memberi bimbingan pada orangtua atau pendidik bagaimana mengajar berhitung GASING yang meliputi materi BAKAL KUBAGI (penjumlahan atau penamBAhan, perKALian, pengurangan atau KUrang dan pemBAGIan) dan materi PEDE (PEcahan dan DEsimal). Seorang yang mampu menguasai BAKAL KUBAGI PEDE akan mampu belajar matematika dengan sangat mudah.   
Line 18: Line 18:




Ucapan terima kasih tak lupa kami sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu terselesaikannya modul ini.


Ucapan terima kasih tak lupa kami sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu terselesaikannya modul ini. Akhirnya, saran dan masukan berkaitan dengan modul ini dapat disampaikan kepada penyusun melalui situs [http://www.kandel.co.id/ Kandel] dan [http://www.stkipsurya.ac.id/ STKIP Surya]
Tim Penyusun
Tim Penyusun


= Arti GASING =
= Arti GASING =
Line 26: Line 27:
'''Arti Metode GASING'''
'''Arti Metode GASING'''


'''Metode''' adalah cara (langkah demi langkah) untuk mencapai suatu hasil. GASING adalah GAmpang, aSIk (aSyIk), dan menyenaNGkan. Jadi Metode GASING berhitung adalah langkah demi langkah pembelajaran berhitung secara gampang, asyik dan menyenangkan.  
'''Metode''' adalah cara (langkah demi langkah) untuk mencapai suatu hasil.  
 
GASING adalah GAmpang, aSIk (aSyIk), dan menyenaNGkan.  
 
Jadi Metode GASING berhitung adalah langkah demi langkah pembelajaran berhitung secara gampang, asyik dan menyenangkan.  
 
Disini
ː Gampang, terkait dengan metodenya (mudah dipelajari, mudah diajarkan dan mudah direplikasi).
ː Menyenangkan, terkait dengan suasana pembelajaran yang  menggunakan musik, tarian, lagu, games dsb.
ː Asyik terkait kenikmatan dalam mengikuti pembelajaran ini.
 


Pembelajaran Gasing itu begitu gampang, sehingga bisa dipelajari oleh berbagai lapisan, dari mulai anak usia 3 tahun sampai nenek-nenek usia 80 tahun. Metode ini memberikan keasyikan pada para pesertanya karena suasana menyenangkan yang diciptakan selama pelatihan. Disini karena asyiknya biasanya para peserta tidak mau pulang walaupun pelatihan sudah selesai.
Pembelajaran Gasing itu begitu gampang, sehingga bisa dipelajari oleh berbagai lapisan, dari mulai anak usia 3 tahun sampai nenek-nenek usia 80 tahun. Metode ini memberikan keasyikan pada para pesertanya karena suasana menyenangkan yang diciptakan selama pelatihan. Disini karena asyiknya biasanya para peserta tidak mau pulang walaupun pelatihan sudah selesai.
Line 58: Line 69:


{{#widget:YouTube
{{#widget:YouTube
|id= hP3ENPc8Jf0
|id= 8SdSFt73JEI
|width= 900
|height=500
}}|8SdSFt73JEI
|{{#widget:YouTube
|id= hP3ENPc8Jf0
|width= 900
|width= 900
|height=500
|height=500
}}|height=500
}}
}}


Line 112: Line 117:


{{#widget:YouTube
{{#widget:YouTube
|id= hP3ENPc8Jf0
|id= DmNkFcoQsXY
|width= 900
|height=500
}}|DmNkFcoQsXY
|{{#widget:YouTube
|id= hP3ENPc8Jf0
|width= 900
|width= 900
|height=500
|height=500
}}|height=500
}}
}}


Line 141: Line 140:


{{#widget:YouTube
{{#widget:YouTube
|id= hP3ENPc8Jf0
|id= N-cW-9lkyFU
|width= 900
|height=500
}}|N-cW-9lkyFU
|{{#widget:YouTube
|id= hP3ENPc8Jf0
|width= 900
|width= 900
|height=500
|height=500
}}|height=500
}}
}}


Line 165: Line 158:


{{#widget:YouTube
{{#widget:YouTube
|id= hP3ENPc8Jf0
|id= WrOcPfuI1v8
|width= 900
|width= 900
|height=500
|height=500
}}|WrOcPfuI1v8
|{{#widget:YouTube
|id= hP3ENPc8Jf0
|width= 900
|height=500
}}|height=500
}}
}}


Line 179: Line 166:


{{#widget:YouTube
{{#widget:YouTube
|id= hP3ENPc8Jf0
|id= oES8CofItzs
|width= 900
|height=500
}}|oES8CofItzs
|{{#widget:YouTube
|id= hP3ENPc8Jf0
|width= 900
|width= 900
|height=500
|height=500
}}|height=500
}}
}}


Line 218: Line 199:


{{#widget:YouTube
{{#widget:YouTube
|id= hP3ENPc8Jf0
|id= thatkbVvles
|width= 900
|height=500
}}|thatkbVvles
|{{#widget:YouTube
|id= hP3ENPc8Jf0
|width= 900
|width= 900
|height=500
|height=500
}}|height=500
}}
}}


Line 242: Line 217:


{{#widget:YouTube
{{#widget:YouTube
|id= hP3ENPc8Jf0
|id= b25dV1s0Yi0
|width= 900
|width= 900
|height=500
|height=500
}}|b25dV1s0Yi0
|{{#widget:YouTube
|id= hP3ENPc8Jf0
|width= 900
|height=500
}}|height=500
}}
}}


Line 259: Line 228:


{{#widget:YouTube
{{#widget:YouTube
|id= hP3ENPc8Jf0
|id= DmNkFcoQsXY
|width= 900
|height=500
}}|DmNkFcoQsXY
|{{#widget:YouTube
|id= hP3ENPc8Jf0
|width= 900
|width= 900
|height=500
|height=500
}}|height=500
}}
}}


Line 278: Line 241:


{{#widget:YouTube
{{#widget:YouTube
|id= hP3ENPc8Jf0
|id= xKWbn3RoScY
|width= 900
|height=500
}}|xKWbn3RoScY
|{{#widget:YouTube
|id= hP3ENPc8Jf0
|width= 900
|width= 900
|height=500
|height=500
}}|height=500
}}
}}


Line 293: Line 250:


{{#widget:YouTube
{{#widget:YouTube
|id= hP3ENPc8Jf0
|id= BbEMPGknMMw
|width= 900
|height=500
}}|BbEMPGknMMw
|{{#widget:YouTube
|id= hP3ENPc8Jf0
|width= 900
|width= 900
|height=500
|height=500
}}|height=500
}}
}}


Line 426: Line 377:


{{#widget:YouTube
{{#widget:YouTube
|id= hP3ENPc8Jf0
|id= a1PtZXA1dr4
|width= 900
|width= 900
|height=500
|height=500
}}|a1PtZXA1dr4
}}
|{{#widget:YouTube
|id= hP3ENPc8Jf0
|width= 900
|height=500
}}|height=500
}} 





Latest revision as of 20:12, 27 February 2024

Pendahuluan

Matematika selama ini telah menjadi mata pelajaran yang ditakuti banyak siswa. Siswa kesulitan ketika mengerjakan soal-soal matematika karena lemahnya kemampuan konsep matematika mereka. Untuk itu diperlukan suatu cara agar siswa tertarik dengan matematika dan dapat belajar matematika dengan mudah.

Oleh karena itu Prof.Yohanes Surya, Ph.D mengembangkan metode pembelajaran matematika yang dinamakan metode GASING (GAmpang, aSyIk, MenyenaNGkan). Pembelajaran Matematika Gasing dibuat secara bertahap, bertingkat dan berlanjut, dari konsep yang termudah hingga tersulit. Dengan cara ini siswa lebih mudah memahami matematika dan menemukan sendiri “AHA”-nya. Lewat metode Gasing ini diharapkan jutaan anak-anak Indonesia menjadi pandai berhitung dan tidak lagi takut dengan matematika.

Modul pembelajaran GASING ini disusun untuk memberi bimbingan pada orangtua atau pendidik bagaimana mengajar berhitung GASING yang meliputi materi BAKAL KUBAGI (penjumlahan atau penamBAhan, perKALian, pengurangan atau KUrang dan pemBAGIan) dan materi PEDE (PEcahan dan DEsimal). Seorang yang mampu menguasai BAKAL KUBAGI PEDE akan mampu belajar matematika dengan sangat mudah.

Berikut ini adalah video dari siswa-siswa Papua yang sudah dilatih BAKAL KUBAGI PEDE dan bisa secara cepat melakukan perhitungan matematika tingkat yang lebih tinggi.


Ucapan terima kasih tak lupa kami sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu terselesaikannya modul ini.

Tim Penyusun


Arti GASING

Arti Metode GASING

Metode adalah cara (langkah demi langkah) untuk mencapai suatu hasil.

GASING adalah GAmpang, aSIk (aSyIk), dan menyenaNGkan.

Jadi Metode GASING berhitung adalah langkah demi langkah pembelajaran berhitung secara gampang, asyik dan menyenangkan.

Disini ː Gampang, terkait dengan metodenya (mudah dipelajari, mudah diajarkan dan mudah direplikasi). ː Menyenangkan, terkait dengan suasana pembelajaran yang menggunakan musik, tarian, lagu, games dsb. ː Asyik terkait kenikmatan dalam mengikuti pembelajaran ini.


Pembelajaran Gasing itu begitu gampang, sehingga bisa dipelajari oleh berbagai lapisan, dari mulai anak usia 3 tahun sampai nenek-nenek usia 80 tahun. Metode ini memberikan keasyikan pada para pesertanya karena suasana menyenangkan yang diciptakan selama pelatihan. Disini karena asyiknya biasanya para peserta tidak mau pulang walaupun pelatihan sudah selesai.


Pembelajaran Berhitung Gasing dibuat berurutan dari konsep yang termudah hingga tersulit sehingga siswa dapat dengan mudah memahami matematika dan menemukan sendiri “AHA”-nya.

Beberapa hal penting dalam metode Gasing

  • Konkret - Abstrak - Mencongak
Setiap materi pembelajaran Gasing selalu dimulai dengan sesuatu yang konkret, sesuatu yang mudah divisualisasikan. Hal yang konkret ini membuat siswa lebih mudah mengerti. Tanpa bisa membayangkan lebih sulit bagi siswa untuk belajar suatu mata pelajaran.
Misalnya seorang berkata cinq + vier = enea. Sulit bagi kita mengingat atau mengerti maksudnya. Tetapi kalau ia menunjukan jari 5 sambil berkata cinq (bahasa perancis), lalu menunjukan jari 4 sambil berkata vier (bahasa Jerman) dan menunjukan hasilnya adalah sembilan jari sambil berkata enea (bahasa yunani), maka siswa bisa mengerti lebih mudah.

Yang dimaksud konkret ini tidak hanya meliputi benda nyata (seperti apel, jeruk dll), tetapi juga meliputi gambar benda misalnya gambar apel, gambar jeruk, gambar kotak dsb.

Setelah belajar konkretnya, kita mengajarkan abstraknya dalam bentuk simbol bilangan seperti 5 + 4 = 9.
Setelah mengerti abstrak barulah kita ajarkan siswa mencongak (menghitung cepat diluar kepala).
  • Mencongak
Metode Gasing adalah metode yang membuat persoalan menjadi mudah dan logis. Karena itu maka siswa akan mampu mengerjakan soal diluar kepala (kecuali untuk soal-soal yang kompleks). Mencongak bukan menghafal jawaban, tetapi mengerti dari mana jawaban itu berasal dan tahu langkah demi langkah untuk mendapatkan jawaban itu (computational logic) serta mampu mengerjakan langkah demi langkah itu diluar kepala.
Misalnya 19 x 3 =
Langkahnya adalah
Kalikan puluhannya 1 x 3 = 3 (puluhan)
Kalikan satuannya 9 x 3 = 27
27 terdiri dari 2 puluhan dan 7 satuan
Gabung puluhannya 3 + 2 = 5
Gabungkan puluhan dan satuannya = 5 puluhan + 7 satuan = 57
Agar lebih mudah mencongak maka perhitungan BAKAL KUBAGI selalu dimulai dari kiri ke kanan bukan dari kanan ke kiri seperti yang selama ini kita ajarkan.



  • Bertahap
Belajar Gasing adalah belajar setahap demi setahap. Misalnya untuk menguasai penjumlahan 5 digit dengan 5 digit tahapan yang perlu dilakukan adalah
    • menguasai arti bilangan 1-5
    • menguasai penjumlahan yang hasilnya 2 sampai 5
    • menguasai arti bilangan 6 - 10
    • menguasai penjumlahan yang hasilnya 6 sampai 10
    • dst

Screen Shot 2022-02-03 at 05.40.51.png

  • Bertingkat
Disamping bertahap, pembelajaran Gasing dibuat bertingkat. Tingkat pertama adalah Penjumlahan. Setelah menguasai penjumlahan, siswa baru bisa masuk ke perkalian. Kita tidak bisa mengajarkan perkalian tanpa lewat penjumlahan. Demikian juga pengurangan dapat dipelajari kalau sudah menguasai penjumlahan. Pembagian hanya dapat dikuasai setelah menguasai penjumlahan, perkalian dan pengurangan. Tingkatan-tingkatan yang akan kita pelajari dalam berhitung ini adalah
    • Penjumlahan
    • Perkalian
    • Pengurangan
    • Pembagian
    • Bilangan bulat
    • Pecahan
    • Desimal

Screen Shot 2022-02-08 at 13.48.14.png

  • Berlanjut
Setelah menguasai Gasing berhitung, kita bisa lanjut ke soal cerita, soal teka-teki berhitung atau berbagai aplikasi seperti menghitung luas, kecepatan, perbandingan dsb.
  • Titik Kritis

Dalam setiap tingkatan ada titik kritisnya. Titik kritis adalah keadaan dimana siswa sudah memahami dengan baik konsep-konsep dasar dari suatu tingkatan. Siswa yang telah mencapai titik kritis akan mampu menguasai konsep lanjutan dari tingkatan itu secara mudah.

Sebagai contoh : ‘’’titik kritis penjumlahan’’’ adalah penjumlahan yang hasilnya dibawah 20. Jadi untuk semua siswa yang sudah mampu menjumlahkan bilangan yang hasilnya kurang dari 20 sudah siap untuk melanjutkan pada konsep lanjutan penjumlahan seperti penjumlahan 2 digit, penjumlahan 3 digit dsb.

Screen Shot 2022-02-08 at 14.14.26.png

  • Banyak Latihan

Siswa diberikan soal Latihan setelah siswa mampu mencongak. Banyak latihan dalam bentuk tulisan membuat apa yang dipelajarinya semakin difahami (siswa semakin mahir dalam pelajaran itu). Celah-celah sinaps diantara sel syaraf mudah ditembus dengan ratusan/tibuan soal latihan. Latihan dengan soal banyak dalam waktu singkat misalnya 120 soal dalam 3 menit akan meningkatkan ‘’’endurance’’’ dan ‘’’konsentrasi’’’ anak serta membiasakan anak bekerja secara cepat dan benar. Ini akan meningkatkan kerja otak dan tentunya dapat meningkatkan kecerdasan (IQ).

Berikut ini adalah video tentang apa saja yang akan diperoleh siswa ketika berlatih GASING.


  • Banyak memuji

Selama proses belajar pengajar harus banyak memuji anak untuk progres sekecil apapun juga. Pujian ini akan mendorong anak untuk belajar dan belajar lebih banyak. Pujian ini akan meningkatkan percaya diri siswa sehingga otak siswa akan bekerja lebih baik. Pujian akan membuat anak merasa dihargai dan ini membuat anak lebih mencintai matematika (ia merasa bahwa di ‘matematika’ lah ia dipuji dan dihargai).

Pujian bisa dilakukan secara dengan kata-kata seperti “kamu hebat sekali ya…”, “kamu makin lama makin hebat ya…” , “kamu ini luar biasa sekali”, “kamu akan jadi professor matematika yang sangat hebat…” dsb. Atau pujian ini juga bisa diberikan secara tertulis pada hasil kerja mereka. Seperti begitu mereka selesai menjawab 120 soal dalam 3 menit, kita tulis “wah luar biasa sekali Emon, kamu hebat sekali…” dsb..

  • Mengajar dengan hati

Mengajar yang berhasil adalah ketika kita bisa menyamakan frekuensi irama berpikir otak kita dengan irama berpikir anak, kemudian sedikit demi sedikit kita bawa anak itu berfikir dengan frekuensi kita. Teknik ini sangat powerful. Untuk melakukan Teknik ini kita perlu mengajar dengan hati. Kita harus anggap siswa kita adalah makhluk Tuhan yang perlu kita latih sehingga pandai. Kita harus mengajar dengan hati yang tulus dan semangat ingin agar anak ini bisa pandai.

Dalam pelatihan Gasing, guru mengajar dengan hati, siswa merasa dihargai dan disayangi. Ini membuat anak lebih bahagia. Anak yang bahagia akan lebih mudah belajar. Dan yang utama terjadi kebersamaan. Karena adanya kebersamaan ini, dalam acara penutupan pelatihan Gasing, biasanya diikuti dengan hujan tangis. Guru dan siswa tidak mau berpisah. Hati mereka sudah melekat.. Seperti ditunjukan dalam video ini. Bahkan ada anak yang memberikan kalungnya pada gurunya saking ia begitu berterimakasihnya.



  • Mengajar dengan musik/lagu

Indonesia adalah negara yang mencintai musik. Hampir tiap daerah punya lagu-lagu daerahnya masing-masing. Ketika kita mengajar matematika dengan lagu, siswa akan lebih senang dan lebih menangkap apa yang kita ajarkan. Lagu yang dikombinasikan dengan Gerakan dan matematika akan melatih otak kanan dan otak kiri secara bersama-sama dan ini akan menghasilkan efek yang luar biasa pada sang anak. Anak lebih cekatan, lebih cerdas dan lebih kreatif.

Ini beberapa video yang dipakai untuk mengajar

Video mengajar perkalian 3


Video bertanya dengan lagu


  • Kecakapan 8C



Dari penjelasan di atas, Gasing tidak hanya mengajarkan menghitung saja, tetapi Gasing mengembangkan kecakapan abad 21 yaitu kecakapan 4C: 𝗖𝗿𝗲𝗮𝘁𝗶𝘃𝗶𝘁𝘆, 𝗖𝗿𝗶𝘁𝗶𝗰𝗮𝗹 𝘁𝗵𝗶𝗻𝗸𝗶𝗻𝗴, 𝗖𝗼𝗺𝗺𝘂𝗻𝗶𝗰𝗮𝘁𝗶𝗼𝗻, dan 𝗖𝗼𝗹𝗹𝗮𝗯𝗼𝗿𝗮𝘁𝗶𝗼𝗻. Ditambah 2C: 𝗖𝗵𝗮𝗿𝗮𝗰𝘁𝗲𝗿 dan 𝗖𝘂𝗹𝘁𝘂𝗿𝗲/𝗖𝗶𝘁𝗶𝘇𝗲𝗻𝘀𝗵𝗶𝗽.

𝗖𝗿𝗲𝗮𝘁𝗶𝘃𝗶𝘁𝘆: kecakapan menciptakan sesuatu yang baru (kecakapan inovasi). 𝗖𝗿𝗶𝘁𝗶𝗰𝗮𝗹 𝘁𝗵𝗶𝗻𝗸𝗶𝗻𝗴: kecakapan menganalisa dan mempertanyakan suatu informasi. 𝗖𝗼𝗺𝗺𝘂𝗻𝗶𝗰𝗮𝘁𝗶𝗼𝗻: kecakapan mengajukan ide atau informasi secara jelas. 𝗖𝗼𝗹𝗹𝗮𝗯𝗼𝗿𝗮𝘁𝗶𝗼𝗻: kecakapan untuk bekerja sama menyelesaikan masalah atau melakukan inovasi 𝗖𝗵𝗮𝗿𝗮𝗰𝘁𝗲𝗿: kecakapan internal seperti kerja keras, loyalitas, optimis, semangat belajar 𝗖𝘂𝗹𝘁𝘂𝗿𝗲: kecakapan melibatkan budaya setempat seperti lagu, adat, local wisdom, dsb.

Disamping 6C diatas Gasing mengembangkan kecakapan : 𝗖𝗼𝗺𝗽𝘂𝘁𝗮𝘁𝗶𝗼𝗻 𝗹𝗼𝗴𝗶𝗰 dan 𝗖𝗼𝗺𝗽𝗮𝘀𝘀𝗶𝗼𝗻.

𝗖𝗼𝗺𝗽𝘂𝘁𝗮𝘁𝗶𝗼𝗻 𝗹𝗼𝗴𝗶𝗰: kecakapan berpikir menggunakan proses yang sederhana dan mudah dimengerti. Dalam GAsiNG, computation logic dipakai untuk melakukan operasi matematika seperti 12 – 9 = , 3 x 4 = , dst. Computation logic merupakan dasar anak belajar coding atau data science.

𝗖𝗼𝗺𝗽𝗮𝘀𝘀𝗶𝗼𝗻: kecakapan untuk berbagi atau memberi (termasuk mengajar dengan hati). Memiliki kepedulian yang kuat untuk mengatasi kesulitan tiap anak didik.

8C akan mengubah pola pikir dan pembelajaran abad 21.

Lebih jelas silakan lihat video berikut:


  • Multiple Intelligences

GASING : Otak kiri, otak kanan - Multiple Intelligences

Ada yang tanya mengapa GASING kok bisa membuat siswa pandai berhitung?

GASING mengubah pola pikir dan GASING mengembangkan keseimbangan otak kiri dan kanan. Ini akan meningkatkan kecerdasan majemuk ( multiple intelligences Howard Gardner).

Coba lihat lagu dalam video ini, setiap lirik kata punya gerakannya sendiri-sendiri misalnya pada lirik fa fa mi fa sol, siswa menunjukan jumlah jari 4, 4, 3, 4 dan 5. Ini akan meningkatkan kecerdasan musik, kecerdasan kinestetik, dan tentu saja kecerdasan logis (matematika).


Bagaimana dengan kecerdasan lainnya?

Berbagai permainan GASING mengembangkan kecerdasan spasial (visual), kecerdasan interpersonal(komunikasi), kecerdasan linguistik(menjelaskan) dan kecerdasan intrapersonal (percaya diri dsb), seperti ditunjukan di akhir video ini.


Saya percaya bahwa kecerdasan apapun dapat ditingkatkan, asal tahu metodenya


Berikut ini adalah testimoni guru-guru SD dari Humbang Hasundutan dan Pak Pak Bharat setelah Pelatihan GASING



Berikut ini testimoni dari guru dan siswa Manokwari Selatan



Banyak yang tanya saya, apakah Gasing itu adalah teknik menghitung seperti sempoa, kumon dll?

Gasing mengajarkan banyak hal. Dalam 3 hari pertama pelatihan Gasing, peserta akan berlatih kecepatan berpikir, konsentrasi, kemampuan bereaksi, kreativitas, berpikir logis/kritis (critical thinking), kecerdasan musik, keseimbangan otak kiri dan kanan, kepemimpinan, kecerdasan kinestetik, percaya diri, komunikasi, kerjasama, compassion, karakter dan kecerdasan visual. Skill *berhitungnya* hanya penjumlahan yang hasilnya dibawah 20.

Pada pelatihan dihari-hari 4-15 disamping hal diatas peserta juga berlatih kecerdasan linguistik, culture dan computation logic.

Karena kecerdasan dan skill meningkat, maka siswa dalam waktu singkat mampu menghitung penjumlahan, perkalian, pengurangan dan pembagian sangat cepat.

Jadi berhitung *hanya* salah satu skill saja yang dilatih di Gasing. Kecepatan berhitung diperoleh karena kecerdasan dan bermacam skill meningkat.

Gasing is not just about counting.


Ada yang tanya kenapa pelatihan Gasing harus heboh?

Heboh artinya suasana riuh penuh kegembiraan dan keceriaan disertai banyak senyum dan tawa.

Suasana heboh melatih orang tersenyum dan tertawa. Kenapa orang sulit tersenyum? Karena tidak biasa. Otot-otot wajahnya kaku karena tidak terbiasa tersenyum. Otot wajah dilatih lewat suasana ceria, lewat tertawa bersama, tertawa ketika temannya mendemokan gerakan yang lucu, tertawa sambil bertepuk tangan memberi semangat temannya , tertawa atau tersenyum sambil menyanyi dengan gerakan dsb. Seusai pelatihan, otot sudah terlatih, orang jadi mudah tertawa dan tersenyum. Ini membuat suasana kelas lebih bahagia.

Suasana heboh memberikan semangat satu sama lain. Teriakan gembira dan tawa dari orang disekitar kita akan mendorong kita untuk melakukan hal yang sama karena kebahagiaan itu menular. Tertawa itu menular.

Suasana heboh disertai dengan tanya jawab yang cepat akan merangsang otak berpikir lebih cepat dan lebih kreatif. Dalam suasana heboh inilah banyak tercipta ide-ide permainan yang sangat menarik.

Suasana heboh membuat bahagia.

Suasana heboh meningkatkan 8 kecerdasan majemuk: disana ada kecerdasan musik (lewat berbagai nyanyian), kecerdasan kinestetik (lewat gerak dan lagu), kecerdasan logika (lewat tanya jawab cepat), kecerdasan intra personal (percaya diri bertambah, kerajinan bertambah, semangat belajar bertambah dsb), kecerdasan inter personal (kemampuan komunikasi meningkat), kecerdasan visual (lewat membayangkan bentuk konkret dalam otak), kecerdasan linguistik (lewat bagaimana siswa menceritakan alasan-alasan dalam berhitung misal kenapa 7 x 8 = 56) dan kecerdasan naturalistik (melihat pola, eksplorasi dsb)

Suasana heboh meningkatkan kecakapan 8C: communication (berkomunikasi), creativity (kreativitas), critical thinking (selalu bertanya mengapa, misalnya mengapa 17 – 9 = 8?), collaboration (bermain dalam kelompok), culture (memasukan budaya setempat dalam musik dan tarian), character (percaya diri, kerja keras, tepat waktu, bekerjasama, leadership dsb), computation logic (logika berpikir) dan compassion (perhatian/peduli terhadap sesama).


Ada satu guru bertanya kenapa sih Gasing itu harus heboh?

Menurut penelitian neurosains, kegiatan fisik (bermain, bernyanyi, menari, tertawa) dapat membuat otak dan kesehatan mental lebih baik. Kegiatan fisik ini akan membuat darah lebih lancar mengalir ke otak, meningkatkan ukuran hippocampus (bagian otak yang berkaitan dengan memori) dan mendorong pertumbuhan sel-sel syaraf baru dan meningkatkan jumlah koneksi sinaps-sinaps (semakin banyak sinaps terkoneksi semakin jenius orang tsb).

Dengan aktivitas fisik yang sangat intens dan suasana bahagia di pelatihan Gasing, kecerdasan siswa bertambah dan kemampuan berhitungnya meningkat secara luar biasa.



Beberapa tips

1. Usahakan suasana bahagia terjadi di hari 1-3. Buat banyak permainan yang menarik disini. Inilah 3 hari yang akan menarik siswa sehingga mereka bisa bergembira dan berubah. Dari tidak suka matematika menjadi suka matematika. Dari pendiam jadi ceria. Dari tidak percaya diri menjadi percaya diri. Cari permainan-permainan yang menarik.

2. Yel-yel, buat yel-yel yang semangat seperti pada video ini.

File:Semangat yel yel - SD 480p.mov

3. Dalam mencongak harus semangat sekali seperti pada video ini

File:Semangat mencongak siswa - SD 480p.mov

4. Gasing adalah kebersamaan, ini yang harus kita berikan, ini yang hilang selama ini dalam keluarga ataupun dalam sekolah

File:Murid tersentuh guru yg mengajar dng hati - SD 480p.mov

5. Ini contoh video Gasing (Gaduh dan Bising) di Pekanbaru

File:Suasana Gaduh di pekanbaru - SD 480p.mov

6. Dan ini suasana Gaduh di Ambon

File:Suasana pelatihan di Ambon - SD 480p.mov

7. Ini suasana Gaduh di berbagai daerah

File:Suasana heboh semua 9879 15MB.mov

8. Ini pendekatan Budaya, pasangan 10 dinyanyikan dalam berbagai budaya daerah

File:Pendekatan Budaya 1.mov

File:Pasangan 10 Ldk, G mas, pekanbaru.mov

9. Anak-anak bahagia menyongsong masa depan

File:37. MAYBRAT - HAPPY MAYBRAT 2249 14MB.mp4

10. Apa kata mereka (guru)

File:Apa kata mereka guru 1 - SD 480p.mov


11. Momen perpisahan (gasing tidak sekedar belajar matematika)

File:Momen Perpisahan Gunung Mas - SD 480p.mov


11. Semangat trainer mengajar :


Ketrampilan abad 21

Banyak orang mengatakan bahwa Gasing itu identik dengan berhitung cepat. Itu kurang tepat. Berhitung cepat itu adalah efek samping atau bonus karena peserta Gasing menguasai ketrampilan abad 21.

Apa itu ketrampilan abad 21?

Selama ini kita kenal ketrampilan abad 21 sebagai 4C (Critical Thinking, Communication, Collaboration dan Creativity).

Kemudian beberapa negara diantaranya Indonesia menambahkan Culture (budaya) dengan Character menjadi 6C.

Gasing melihat perlu adanya 2C yang lain yaitu Computational Logic dan Compassion.

Computational logic adalah pemakaian logika berpikir dalam menyelesaikan masalah. Dalam Gasing logika berpikir ditunjukan dengan langkah demi langkah yang sangat mudah dan jelas. Computational logic sangat dibutuhkan dalam pembuatan pemrogaman komputer, ataupun kecerdasan buatan.

Sedangkan Compassion terkait dengan perasaan empati, simpati, dan perhatian terhadap penderitaan atau kesulitan orang lain. Ini adalah kemampuan untuk merasa dan memahami apa yang mungkin dialami orang lain, dan kemudian merespons dengan kebaikan hati, kepedulian, dan tindakan yang membantu.

Compassion melibatkan lebih dari sekadar empati, karena juga melibatkan keinginan untuk mengurangi atau menghilangkan penderitaan orang lain. Ini adalah aspek penting dari empati manusia dan adalah dasar dari banyak tindakan baik, kebijaksanaan, dan tindakan sosial yang bertujuan membantu mereka yang membutuhkan.


Pada Pelatihan Gasing peserta dilatih ketrampilan 8C. Lewat 8C inilah kita mentransformasikan peserta. Sebagai contoh anak dari anak yang pemalu, penakut, kuatir, tidak percaya diri, menjadi seorang yang penuh percaya diri, kreatif, kritis, pandai berkomunikasi, berani dan cerdas. Lewat Gasing karakter anak dibentuk. Beberapa perubahan 8C dapat dilihat dalam video berikut ini.



Proses pelatihan pada guru dan murid sehingga mereka punya ketrampilan 8C adalah sebagai berikut:


Untuk Siswa:

  • Character : Karakter adalah nilai atau perilaku seseorang yang membentuk identitas seseorang. Siswa Gasing dilatih untuk rajin/kerja keras (lewat mengerjakan ribuan soal), semangat belajar (lewat lagu dan motivasi dari guru), selalu ingin memberi yang terbaik (lewat soal-soal yang diberikan dengan nyanyian ataupun dengan lisan), Loyalitas pada pekerjaan (untuk selalu datang on-time di pelatihan)
Hasil pelatihan : siswa menjadi lebih rajin. Lebih semangat belajar. Kerja keras. Lebih loyal pada pekerjaannya. Percaya diri meningkat. Dari benci menjadi cinta pada matematika. Berpikir dan menghitung lebih cepat dan tepat.
  • Communication: Komunikasi adalah cara mentransfer atau cara mengirim informasi atau gagasan secara jelas dan efektif dan mudah difahami.

Siswa Gasing dilatih untuk mampu mengemukakan jawaban dengan Bahasa yang baik dan mudah di mengerti. Ini dilakukan dengan meminta siswa menjelaskan kepada temannya baik di kelas ataupun di kelompok kecil tentang konsep seperti mengapa 4 x 5 = 20. Anak akan mampu meyakinkan pada temannya bahwa penjelasan ini benar dan mudah dimengerti. Penjelasan harus jelas, singkat, benar, dan sejalan dengan topik yang dibicarakan. Siswa diminta saling mengajar temannya, siswa mengajar di depan kelas, siswa ditantang untuk menceritakan ide-idenya dan siswa dilatih menjadi pemimpin.

Hasilnya : siswa mampu berkomunikasi menjelaskan ide dan gagasanya secara jelas dan efektif. Dampaknya siswa bisa berteman baik dengan orang dari kecamatan atau suku lain. Pernah ada peserta dari 2 suku yang bermusuhan, bisa menjadi sangat akrab dalam pelatihan ini. Siswa bisa saling menghargai.
  • Computational logic:adalah suatu cara untuk menyelesaikan masalah lewat logika. Disini siswa dilatih untuk dapat menjelaskan segala sesuatu dengan logika yang tepat. Langkah demi langkah penyelesaian terlihat mudah dan jelas. Dalam pelatihan siswa dilatih untuk menjelaskan dengan logika yang baik bagaimana menghitung 12 x 24 =? atau 34567 - 18379 = ? Pandai melihat pola perkalian (misalnya pola perkalian 1, 10, 2, 9) dan bisa menjelaskan kenapanya. Pandai melihat pola kuadrat 41-50, 51-60, dan bisa menjelaskannya.
Hasilnya siswa lebih logis (lebih masuk akal) dalam menjelaskan berbagai hal. Siswa mahi dalam melakukan proses komputasi.
  • Compassion: Siswa dilatih untuk menolong temannya yang belum mengerti suatu topik pelajaran dengan sepenuh hati. Selalu membantu temannya ketika melihat ia susah.
Hasil :siswa menjadi lebih sabar, mau berbagi ilmu dan pengalamannya dengan sesama. Lebih memperhatikan kebutuhan temannya. Peduli ketika temannya kesulitan.
  • Critical thinking : Siswa dilatih kritis ketika melihat sesuatu yang salah dan berusaha memperbaikinya. Ini dilatih dari awal yaitu ketika mereka menggunakan jari untuk belajar penjumlahan dimana kalau jumlah jarinya salah, mereka langsung bisa melihat dan memperbaikinya secara cepat. Ini juga dilatih lewat lagu yang menggunakan koordinasi mulut, mata, telinga, tangan, kaki dan otak. Siswa juga dilatih untuk selalu bertanya kenapa 9 + 4 = 13? Kenapa 12-7 = 5? Bagaimana membuktikan 12 x 4 = 48?
Hasil : siswa menjadi lebih kritis dan berani mengoreksi kalau ada yang salah.
  • Culture: Siswa menggunakan budaya setempat atau local wisdom untuk menjelaskan suatu konsep matematika. Misalnya menggunakan buah pinang untuk mengajarkan perkalian. Ssiwa juga dilatih menggunakan bahasa daerah dan lagu daerah serta permainan lokal dalam melatih soal-soal matematika.
Hasil : siswa mengenal dan mencintai budaya setempat.
  • Creativity : Siswa Gasing dilatih untuk lebih kreatif dalam menyelesaikan persoalan. Misalnya mereka kalau mereka sudah bisa 17- 9 = 8 maka mereka diminta untuk mencari cara kreatif menghitung 37 – 9 = . Disini biasanya akan muncul banyak sekali ‘aha’. Dalam Gasing kita melihat bagaimana proses ‘aha’ ini terjadi berulang-ulang. Siswa diminta juga untuk membuat games yang menarik.
Hasil : Siswa lebih kreatif.
  • Collaboration : Siswa Gasing mampu bekerjasama untuk menyelesaikan soal lewat berbagai permainan yang asyik ataupun lewat diskusi. Mereka juga bisa saling mengasah kemampuan mereka dengan saling mengajar satu sama lain. Mereka juga berkolaborasi dan bekerja dalam tim untuk memecahkan masalah. Menghargai pendapat orang lain dalam berdiskusi.
Hasil : Kemampuan berkolaborasi meningkat.


Untuk guru

  • Character: Guru dilatih untuk rajin (kerja keras) dengan mengerjakan banyak soal, semangat mengajar dan belajar, selalu ingin memberi yang terbaik, loyal pada pekerjaan (setia datang tepat waktu). Guru dilatih untuk berpikir dan menghitung lebih cepat dan tepat. Guru dilatih bahwa matematika itu suatu yang gampang, asyik dan menyenangkan sehingga matematika tidak menakutkan dan tidak membosankan.
Hasil : Percaya diri guru meningkat. Guru bahasa Inggris atau guru olahraga atau guru agama bisa mengajar matematika Gasing dengan percaya diri penuh.
  • Communication: adalah kemampuan mengajukan ide atau informasi secara jelas dan mudah dimengerti. Guru dilatih micro teaching untuk menjelaskan satu konsep secara jelas singkat, benar dan mudah dimengerti serta sesuai dengan topik yang dibicarakan. Kemampuan komunikasi guru juga dilatih ketika mengimbas pada siswa dimana ia harus memberikan informasi semudah dan sejelas mungkin.
Hasil : guru lebih mudah berkomunikasi dengan sesama guru dan murid.
  • Computational logic: Guru dilatih untuk menjelaskan berbagai perhitungan seperti 12 x 24, 123 - 98 dengan logika yang baik dan benar. Guru juga dilatih untuk melihat berbagai pola dalam operasi matematika.
Hasil : guru mempunyai logika lebih baik.
  • Compassion: Guru dilatih melalui contoh trainer bagaimana mengajar dengan sabar, penuh senyum dan dengan kesungguhan hati. Trainer menunjukan bahwa ia membagikan ilmunya dengan bahagia. Guru juga dilatih untuk lebih memperhatikan kebutuhan siswanya. Atau peduli terhadap siswanya.
Hasil : Guru mengajar dengan tulus, sepenuh hati, penuh kasih, sabar tidak pemarah.
  • Culture: Guru dilatih untuk menggunakan budaya setempat (local wisdom). Guru dilatih memanfaatkan benda disekitar mereka (ikan, daun, batu dsb), lagu-lagu daerah atau permainan local untuk memudahkan mengajar materi pelatihan.
Hasil : guru lebih mencintai dan memahami budaya setempat.
  • Creativity: guru didorong untuk menciptakan ide-ide baru dalam menyelesaikan soal, menciptakan lagu-lagu/permainan untuk memudahkan pembelajaran, membuat kelas menjadi lebih menyenangkan. Guru juga dilatih untuk bagaimana suasana pelatihan menjadi lebih menyenangkan dan lebih asyik.
Hasil : guru lebih kreatif
  • Collaboration: Guru dilatih untuk saling bekerjasama dalam menjelaskan suatu konsep atau dalam menjawab berbagai soal yang diberikan (misalnya 7 x 12 , jawabannya menggunakan sedotan yang dibuat bersama-sama menbentuk angka 8 dan 4). Para guru berkolaborasi menciptakan berbagai cara menarik untuk mengajar siswa.
Hasil : kemampuan kolaborasi guru meningkat.
  • Critical thinking: Seorang yang kritis adalah seorang yang mampu memfilter, menganalisa dan mempertanyakan apakah cocok dengan pengertian dia. Dalam pelatihan kemampuan guru diasah lewat berbagai hal seperti permainan jari, suit (perkalian atau penjumlahan), lagu pembagian bersisa dimana guru berpikir untuk mencari perkalian mana yang mendekati dengan bilangan yang dibagi dsb.
Hasil : guru lebih kritis.


Gasing dan Multiple Intelligences

Kegiatan Gasing meningkatkan berbagai potensi kecerdasan yang dimiliki baik peserta maupun trainer.

Ada banyak teori tentang kecerdasan. Ada teori kecerdasan emosi. Ada teori kecerdasan umum (General Intelligence Theory) yang memakai test IQ untuk mengukur kecerdasan seseorang. Ada teori kecerdasan kontekstual yang membagi kecerdasan menjadi kecerdasan analitik (menganalisa), kecerdasan praktis (beradaptasi) dan kecerdasan kreatif (mencipta).

Kita tertarik menghubungkan Gasing dengan teori Multiple Intelligences yang dikembangkan oleh Howard Gardner.

Gasing tidak percaya dengan pengkotak-kotakan manusia berdasarkan 8 kecerdasan.

Gasing percaya bahwa 8 kecerdasan (atau lebih) adalah potensi kecerdasan yang dimiliki oleh setiap manusia yang dapat dikembangkan selama orang itu masih hidup.

Pelatihan Gasing adalah sarana untuk mengembangkan 8 potensi kecerdasan ini.


1. Kecerdasan Visual : ketika kita mencongak dengan melakukan perhitungan gasing 34 x 45 = , kita sedang mengembangkan kecerdasan visual. Karena kita membayangkan perhitungan itu di luar kepala. Ketika kita mencongak kuadrat 1-100 tanpa kita sadari kita melatih kecerdasan visual kita.

2. Kecerdasan Musik : Kecerdasan ini dilatih dengan lagu-lagu Gasing. Peserta semakin sensitif terhadap musik. Sehingga bisa lebih menghargai elemen musik seperti melodi, ritme, harmoni dan warna nada. Dan bisa mengekspresikan diri melalui musik. Mereka yang memiliki kecerdasan musik yang bagus, akan lebih mudah belajar matematika atau bahasa. Menurut penelitian, musik bisa memberikan motivasi dan meningkatkan kemampuan kerja otak.

3. Kecerdasan Kinestetik : Pelatihan Gasing diawali dengan gerakan jari tangan. Ada hubungan erat antara gerakan jari dengan otak. Lagu-lagu Gasing selalu disertai dengan gerakan. Ketika kita melakukan aktivitas fisik sambil berpikir, hipocampus membesar, sinaps di otak semakin banyak terhubung. Dampaknya orang akan semakin cerdas dan mempunyai daya ingat yang lebih hebat. Kalau tidak gaduh dan bising itu bukan Gasing.

4. Kecerdasan Intra-personal: adalah kemampuan individu untuk memahami diri sendiri dengan baik, termasuk motivasi, kekuatan dan nilai-nilai. Salah satu perubahan yang menonjol dalam pelatihan Gasing adalah rasa percaya diri siswa dan guru. Siswa lebih percaya diri, tidak takut lagi pada matematika, lebih semangat belajar, lebih mau bekerja keras, lebih mudah memahami matematika dan pelajaran lain, lebih mampu menghitung cepat dan tepat. Juga siswa lebih punya empati (senang menolong temannya) dan mampu mengatur diri. Ini semua terbentuk karena suasana yang menyenangkan dan rasa asyik menikmati pelajaran yang mudah dicerna itu.

5. Kecerdasan inter-personal: kemampuan untuk bekerjasama, berkomunikasi, kemampuan memahami perasaan dan pandangan orang lain. Kecerdasan inter-personal didapat siswa waktu mereka mengajar temannya, bermain bersama, berkolaborasi memecahkan masalah dan bermain/bernyanyi bersama dengan gerakan.

6. Kecerdasan linguistik dalam Gasing dikembangkan ketika siswa atau guru diminta untuk menjelaskan satu topik kepada rekannya. Kecerdasan ini melipun kemampuan bercerita, kemampuan menyampaikan pendapat dengan bahasa yang baik dan terstruktur.

7. Kecerdasan logika : kemampuan berpikir logis, menyelesaikan masalah matematika melalui langkah demi langkah yang teratur dan jelas seperti menghitung perkalian 34 x 56 = , atau 1234 - 983 =. Ini terkait dengan computational logic pada ketrampilan abad 21 .

8. Kecerdasan naturalistik : kecerdasan mellihat pola. Ini diajarkan waktu siswa belajar perkalian ataupun kuadrat. Dengan sering melatih melihat berbagai pola di matematika, maka seorang menjadi terbiasa melihat pola di alam. dan menginterpreatasikannya.

Gasing mencerdaskan ktia semua, baik peserta mapun trainernya.